Sunday, December 27, 2009

"Pasar Kaget" di Washington, D.C.

Who would have thought you can find what so called pasar kaget in America? That's what occurs at Eastern Market every weekend, where the registered early birds gather to sell their products on the sidewalks and streetbetween North Carolina Avenue and 7th in Washington, D.C. Just like a regular pasar kaget, you can find anything from your basic daily needs to tertier needs and unique items from all over the world.

Easternmarket, which is located not far from where Presiden Barack Obama oath, is divided into several areas. One area that interests me the most is the farmers market, where you can get fresh produce and flowers. Though you can get all of these things at your local grocery stores, the idea of shopping outdoor at a clean, odorless public market is more fascinating than having to wait in line waiting for thecash register person counts how many apples or onions I have in my cart. After looking at some fresh strawberries, I walked to the part where lots of knick knacks, arts and crafts and clothes are displayed. It's the flea market area.

There are lots of talented artists showing off their collection of jewelries, paintings, clothing, and handbags, which I find pretty costly compared with items that you can find in a regular pasar kaget in Indonesia. I introduced myself to a girl in their late twenties whohave been sitting on a chair at her clothing stand. A designer from New York, this girl shared some of her life stories on surviving inthe fashion industry in America. Traveling during the weekdays to showcase her works and sitting at her stand at this flea market every weekend has been her day-to-day life for quite some time now.

Moving along across the sidewalk you can find an indoor market called the South Hall. This is the place where frugal grocery shoppers would find their needs without having to feel the unnecessary distractions from the candles, soaps, and jewelry vendors who are hoping to sell their stuff to you. Fresh meat, fruits, pies, cookies, cheese, and even blood pudding, whatever that is, are available and showcased inside the glass cases. After I was done looking around inside the building I decided to walk outsideagain, following the smell of freshly made crepes. The smell temptedme to order a hot crepe with freshly cut strawberries, bananas, andpeaches combined with a chocolate hazelnut flavor. Without having tohand the money to the crepe guy, I put a $20 bill inside a wine glassmyself and took a $10 and four $1 bills from another wine glass, which was provided by the crepe guy. That's how you buy crepes at theEastern Market, which I found a bit interesting.

The last area I usually visit is the large field where vendors sell their new and usedproducts and knick knacks from all over the world. Made in Tibet and also made in Indonesia furniture displayed and admired by tourists and local people who came to the exhibition to join the crowd. I saw a nicely done piece of small drawer displayed for $240, which turnout to be a made in Indonesia item. I was proud to find a product of my own country here at the market, but gagged at the same time when I looked at the price. Definitely too much, but I didn't say anything though the seller was still trying to sell me his stuff so that he didn't have to unload anything to his parked truck when the day ended.

With a full stomach I walked to the exit sign and headed back home. Though sometimes you think that there's no place like home, you can still find bits and pieces of it here and there. And one of them is Pasar Kaget in America. At least that's how I define Eastern Market. And that has become my weekend highlights.

*pasar kaget: short term market (this one happens on the weekend)
*Dari catatan harian Jan. 29, 2009


Cheers,

missGarba

Tinggal di Washington, D.C. part 1

Sejak tahun 2006 saya tinggal di Washington, D.C. Awalnya kepindahan saya itu hanya karena mau mencari pengalaman kerja selama satu tahun setelah selesai kuliah dan sebelum kembali ke Indonesia. Alhamdulillah pengalaman kerja saya itu kemudian menjadi pekerjaan tetap sampai sekarang.

Tinggal di Washington, D.C. itu ada enaknya ada enggaknya. Enaknya, banyak tempat-tempat gratis yang bisa dikunjungi. Nggak heran tiap hari banyak turis dimana-mana. Kebetulan kantor saya dekat dengan National Mall, dimana banyak terdapat musium-musium bersejarah dan arts, juga monumen-monumen nasional. Salah satunya adalah "monas" yang ada di foto itu. Tahun lalu karena tugas dan kewajiban kantor, saya terpaksa menginap karena harus meliput inagurasi presiden Obama. Di hari H saya dan temen-temen kantor pergi ke jalan yang ramainya sudah seperti pasar dadakan, berdesak-desakan, berjejal-jejalan, hanya untuk menyaksikan inagurasi tersebut secara langsung. Alhasil kebagian nonton cukup dari layar yang terpampang dekat dengan monas yang letaknya jauh dari Capitol Hill, tempat inagurasi. Setelah berdesak-desakan dengan orang dan berada dalam kondisi kedinginan, barulah terpikir, kenapa nggak nonton dari TV aja yah. Tapi untuk saya ini pengalaman yang nggak akan terlupakan. Ada yang kekunci di WC portable dan nggak bisa keluar karena pintunya terdesak oleh orang yang ada di luar. Ada yang naik pohon dan atap gedung untuk nonton. Ada yang melanggar sampai lompat pagar (saya salah satunya). Nekat memang, tapi apa boleh buat. Tapi hal itu menjadi pelajaran buat saya. Karena saya "baru nyadar" kenapa pagar tersebut tidak boleh dilompati. Jawabannya adalah, karena daerah yang di pagar itu sudah penuh orang, makanya ada pagar. Alhasil desak-desakan kembali terjadi, seperti di terowongan mina, walaupun saya belum pernah kesana. Jadi, moral of the story adalah, jangan melanggar peraturan, walaupun banyak orang yang sekarang punya moto "peraturan ada untuk dilanggar."


Cheers,

missGarba

Resolusi Tahun Baru 2010

Dear all,

Mungkin jadi blogger bukan aktivitas atau hobi yang baru buat saya. Tapi nggak tau kenapa tiap kali berniat untuk menjadi blogger sejati selalu aja gagal. Mungkin karena rasa males atau apa karena "writer's block," yang selalu saya jadikan alasan. Makanya kali ini saya bersikeras untuk membuat satu blog baru, dengan harapan mudah-mudahan saya bisa menjadi blogger tetap yang bisa bagi-bagi cerita sama temen-temen yang lain.

Saya membutuhkan waktu yang lama untuk memilih nama blog ini. Bahkan sampai semaleman. Sempet berharap juga siapa tahu dapet nama dari mimpi atau dapet wangsit, tapi akhirnya saya memilih nama yang ada di depan mata. Nama Garba saya ambil dari nama panjang mantan pacar yang sekarang selalu setia menemani kehidupan saya setiap detik. Tinggal berdua, jauh dari keluarga di Indonesia, tanpa pembantu udah jadi hal yang biasa. Sebagai seorang jurnalis, pekerjaan saya tentunya menulis. Baru-baru ini saya juga baru tau kalau di kantor ternyata orang-orang yang berprofesi seperti saya bisa disebut sebagai pegawai "essential." Dalam artian, yang lain libur kita nggak. Kantor lain diliburin karena badai, kita nggak. Istilahnya "kantorku rumah." Kira-kira itulah sedikit cerita tentang saya.

Now, back to my main reason creating this blog. Setiap menjelang tahun baru saya selalu punya resolusi. Tapi lagi-lagi selalu gagal dilakukan. Mungkin sama seperti Julie Powell, yang membuat blog tentang Julie/Julia project. Mungkin ini seperti halnya kalau mengalami ADD alias Attention Deficit Disorder. Ngga bisa fokus. Cepet bosen. Maka dari itu, untuk resolusi tahun baru 2010 ke depan saya akan tulis di blog ini, dan mudah-mudahan aja bisa tercapai. Amin.

  1. Menyelesaikan novel. Terus terang saya suka menulis cerita. Mungkin kalau saya korek-korek lemari atau komputer, saya akan menemukan berbagai cerita yang saya tulis tangan ataupun ketik yang lagi-lagi nggak pernah terselesaikan. Saat ini memang saya tengah berusaha menyelesaikan satu novel yang mudah-mudahan nantinya bisa dinikmati para pecinta buku di Indonesia. Amin! Deadline: Maret 2010
  2. Menulis cerita pendek. Kalau memang novelnya sudah selesai.
  3. Menyelesaikan membaca buku-buku yang tertumpuk. I love to read. I love buying books. Tapi kadang-kadang nggak pernah punya waktu untuk membacanya. Koleksi buku saya beragam, dari mulai cerita-cerita yang perempuan banget alias chicklit sampai yang serius. Biasanya kalo yang chicklit bisa saya baca semalam suntuk. Tapi yang serius bisa bertahun-tahun nganggur menghiasi rak buku di rumah.
  4. Rajin solat, berdoa, ngaji, dan puasa. Mudah-mudahan saya nggak pernah ketinggalan solat, bisa khatam ngaji, dan membayar puasa. Amin.
  5. Rajin olahraga 2 kali seminggu. Kebetulan kompleks tempat saya tinggal dan juga kantor saya menyediakan gym gratis. Tapi sayangnya saya hampir nggak pernah mendatanginya. Mulai minggu depan mudah-mudahan saya bisa mulai berkunjung.
  6. Menurunkan berat badan. Mungkin ini resolusi yang hampir selalu ada. Mulai dari mengurangi makan nasi dan juga olah raga. Semangat!
  7. Bergabung dalam bookclub. Entah bookclub siapa, tapi saya selalu tertarik untuk bergabung dalam bookclub. Mudah-mudahan dengan begitu hobi membaca saya bisa lebih digiatkan lagi.
  8. Lebih rajin berteman. Though I love ME time, maybe I should communicate and hang out with my friends more often.
  9. Becoming a domestic goddess. Lebih rajin beres-beres, nyuci baju, rapi-rapi, lipet-lipet, dan masak.
  10. Hidup sehat dengan terapi air putih, makan sayur dan buah setiap hari.
Mungkin saya tutup aja dulu resolusi tahun 2010, karena sepertinya terlalu ambisius untuk saya kalau ditambah lagi. Mudah-mudahan resolusi ini bisa tercapai. Kita lihat saja hasilnya nanti.

Cheers,

missGarba